Rabu, 14 Juni 2017

“Karya Jurnalistik Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta 2017”

Menulis merukan sebuah pekerjaan yang dikira sangan konkret dalam menuangkan segala pemikiran dan ide-ide dalam otak.  Biasanya, dalam sebuah pemikiran, terdapat banyak sekali ide-ide luar biasa atau bahkan abstrak.  Namun, perlu diketahui bahwa tidak akan sebuah ide berjalan dengan baik tanpa adanya penuangan dalam bentuk tulisan.  Maksudnya apa, jika sebuah gagasan belum mampu diimplementasikan dalam bentuk aplikasi, maka ada sebuah kesalah danalam penyampaian atau pemahaman dalam menyampaikan, maka dari itu perlu sebuah penuangan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan.

Dewasa ini, karya digunakan sebagai bentuk eksistensi seorang diri.  Sebuah karya diciptakan bahkan dipankan untuk melihat seberapa hebat dan berkapasitas apakah seorang dalam mencipta sebuah karya.  Karya pun bermacam-macam, ada karya tulis, karya ilmiah dan bentuk karya-karya lainnya.  Bahkan, sebuah karya lukisan abstrak akan bernilai tinggi, karena nilai dan substansi dari lukisan tersebut berhasil di terjemahkan.  Maka dari itu, sebuah karya akan mampu membuat seseorang dikenal dan meningkatkan lewat softskill yang dimiliki akan lebih menarik, jadi jangan takut untuk berkarya sesuai kemampuan dan potensi diri.
            
Karya jurnalistik, merupakan report atau karya dalam bentuk apapun untuk merepresentasikan sebuah kejadian yang dialami atau bahkan yang orang lain alami.  Bentuk karya ini, harus didukung dengan berbagai data, pemaparan, gagasan dan kesimpulan.  Kemudian, dalam melihat sebuah sudut pandang pun perlu dilakukan beberapa pertimbangan dalam pengambilan sample, jangan sampai keliru dan membuat karya bodong.  Dengan ini, maka saya harus menulis sebuah karya jurnalistik berdasarkan pengalaman dan sesuatu yang pernah dialami.

Dalam kesempatan ini, saya akan me-report kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa tingkat Universitas.  Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dibagi menjadi beberapa segmen, tetapi dalam tulisan ini, saya akan merangkum 2 rangkaian agenda yang sudah dilewati.
                
Dimulai dari PKMUNJ 1 Jilid 1, pada Ahad, 4 Juni 2017 bertempat di Lobby Gedung Ki hajar Dewantara, Kampus A, UNJ.  Agenda dimulai pagi jam 08.00 WIB.  Dalam agenda pertama, seperti biasa ada pembukaan hingga pengenalan dan kumpul kelompok untuk sosialisasi penugasan individu dan kelompok.  Agendanya hanya sampai sholat Dzuhur.  Setelah istirahat sholat, agenda dilanjut kembali dengan Materi yang diisi oleh Bambang Irawan (Koordinator Pusat BEMSI 2015).  Beliau memaparkan tentang “Public Relation”, dalam hal ini bisa jadi seorang mahasiswa superior dikampus namun menjadi anak ayam di lingkungan masyarakat, maksudnya apa, mengambil peran maksimal dimanapun kita berada, amanah dikampus oke, dimasyarakat pun tetap menjadi actor penting.  Bahaya jika hari ini menjadi mahasiswa tidak banyak mengambil peran di kampus dan di masyarakat rumah.  Karena untuk membangun hubungan bermasyarakat diperlukan sebuah jaringan dan menjadi keuntungan pribadi dalam membangun sebuah networking.  Beliau juga banyak menceritakan tentang pengalaman beliau menghadapi tipikal-tipikal orang yang heterogen.  Terlalu singkat memang jika berbicara tentang experience dilapangan, waktu terbatas hingga penutupan jam 14.30 WIB.
                
Agenda berikutnya dilanjut pekan berikutnya.  PKMUNJ 1 Jilid 2, Sabtu, 10 Juni 2017, dimana berlokasi di Gedung Hasyim lantai 3, dimulai seperti biasa dengan pembukaan.  Namun dipagi hari terdapat sesi materi yang disampaikan oleh Muh. Rusdi, beliau adalah Presiden KSPI (Kesatuan Serikat Pekerja Indonesia) atau dalam tatanan masyarakat nya adalah buruh.  Sebetulnya bertanya kenapa akhirnya harus diisi oleh narasumber yang berlatar buruh?  Namun terlepas dari itu, materi yang disampaikan adalah “Rekayasa Sosial”.  Materi ini sangat berbeda dengan yang lainnya, kita diajarkan untuk bagaimana mengkondisikan sebuah lingkungan agar tujuan kita tercapai dalam mengkondisikan.  Maksudnya apa, dalam berstrategi diperlukan banyak koordinasi dan pemaparan taktis, hingga teknis agar sebuah tujuan tercapai, merekayasa sebuah kondisi sosial akan membuat seolah-olah tidak ada apa-apa dan berjalan seperti biasa, namun dibalik itu terdapat sebuah rekaan atau strategi yang sedang dimainkan dalam membuat suatu hal berjalan dengan kehendak kita.  Namun perlu diperhatikan dalam membuat rekayasa sosial, jangan sampai peran-peran yang mengambil posisi penting belum begitu paham dan sampai sense-nya, dan terjadi kekeliruan dimana akhirnya dapat terbaca oleh pelaku lainnya.

                
Materi berikutnya adalah materi tentang “Kontra Intelligen”.  Melihat redaksi judulnya saja terlihat berat materinya, namun ini perlu disampaikan.  Dalam materi ini, diperlukan ketepatan dalam membaca peluang dan informasi, kesalah sedikitpun akan membuat blunder.  Disini kita diajarkan bagaimana kita mampu menjadi seorang intel, dengan mengumpulkan banyak informasi yang dibutuhkan, akses masuk yang mudah disetiap lini bahkan hingga mampu untuk berbaur di lingkungan yang heterogen.  Intinya satu, kita harus mampu menjadi oranglain agar tidak terlihat asing dengan yang lain.  Kemudian, dalam memahami kondisi ini diperlukan sebuah kemampuan dimana mampu mengumpulkan informasi dengan menarik hati dan menyentuh hati target agar tujuan kita tercapai.  Materi ini disampaikan oleh Moses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar