Menulis merukan sebuah pekerjaan
yang dikira sangan konkret dalam menuangkan segala pemikiran dan ide-ide dalam
otak. Biasanya, dalam sebuah pemikiran,
terdapat banyak sekali ide-ide luar biasa atau bahkan abstrak. Namun, perlu diketahui bahwa tidak akan
sebuah ide berjalan dengan baik tanpa adanya penuangan dalam bentuk
tulisan. Maksudnya apa, jika sebuah
gagasan belum mampu diimplementasikan dalam bentuk aplikasi, maka ada sebuah
kesalah danalam penyampaian atau pemahaman dalam menyampaikan, maka dari itu
perlu sebuah penuangan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan.
Dewasa
ini, karya digunakan sebagai bentuk eksistensi seorang diri. Sebuah karya diciptakan bahkan dipankan untuk
melihat seberapa hebat dan berkapasitas apakah seorang dalam mencipta sebuah
karya. Karya pun bermacam-macam, ada
karya tulis, karya ilmiah dan bentuk karya-karya lainnya. Bahkan, sebuah karya lukisan abstrak akan
bernilai tinggi, karena nilai dan substansi dari lukisan tersebut berhasil di
terjemahkan. Maka dari itu, sebuah karya
akan mampu membuat seseorang dikenal dan meningkatkan lewat softskill yang
dimiliki akan lebih menarik, jadi jangan takut untuk berkarya sesuai kemampuan
dan potensi diri.
Karya
jurnalistik, merupakan report atau karya dalam bentuk apapun untuk merepresentasikan
sebuah kejadian yang dialami atau bahkan yang orang lain alami. Bentuk karya ini, harus didukung dengan
berbagai data, pemaparan, gagasan dan kesimpulan. Kemudian, dalam melihat sebuah sudut pandang
pun perlu dilakukan beberapa pertimbangan dalam pengambilan sample, jangan
sampai keliru dan membuat karya bodong.
Dengan ini, maka saya harus menulis sebuah karya jurnalistik berdasarkan
pengalaman dan sesuatu yang pernah dialami.
Dalam
kesempatan ini, saya akan me-report kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa
tingkat Universitas. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini dibagi menjadi beberapa segmen, tetapi dalam
tulisan ini, saya akan merangkum 2 rangkaian agenda yang sudah dilewati.
Dimulai
dari PKMUNJ 1 Jilid 1, pada Ahad, 4 Juni 2017 bertempat di Lobby Gedung Ki
hajar Dewantara, Kampus A, UNJ. Agenda
dimulai pagi jam 08.00 WIB. Dalam agenda
pertama, seperti biasa ada pembukaan hingga pengenalan dan kumpul kelompok
untuk sosialisasi penugasan individu dan kelompok. Agendanya hanya sampai sholat Dzuhur. Setelah istirahat sholat, agenda dilanjut
kembali dengan Materi yang diisi oleh Bambang Irawan (Koordinator Pusat BEMSI
2015). Beliau memaparkan tentang “Public
Relation”, dalam hal ini bisa jadi seorang mahasiswa superior dikampus namun
menjadi anak ayam di lingkungan masyarakat, maksudnya apa, mengambil peran
maksimal dimanapun kita berada, amanah dikampus oke, dimasyarakat pun tetap
menjadi actor penting. Bahaya jika hari
ini menjadi mahasiswa tidak banyak mengambil peran di kampus dan di masyarakat
rumah. Karena untuk membangun hubungan
bermasyarakat diperlukan sebuah jaringan dan menjadi keuntungan pribadi dalam
membangun sebuah networking. Beliau juga
banyak menceritakan tentang pengalaman beliau menghadapi tipikal-tipikal orang yang
heterogen. Terlalu singkat memang jika
berbicara tentang experience dilapangan, waktu terbatas hingga penutupan jam
14.30 WIB.
Agenda
berikutnya dilanjut pekan berikutnya.
PKMUNJ 1 Jilid 2, Sabtu, 10 Juni 2017, dimana berlokasi di Gedung Hasyim
lantai 3, dimulai seperti biasa dengan pembukaan. Namun dipagi hari terdapat sesi materi yang
disampaikan oleh Muh. Rusdi, beliau adalah Presiden KSPI (Kesatuan Serikat
Pekerja Indonesia) atau dalam tatanan masyarakat nya adalah buruh. Sebetulnya bertanya kenapa akhirnya harus
diisi oleh narasumber yang berlatar buruh?
Namun terlepas dari itu, materi yang disampaikan adalah “Rekayasa
Sosial”. Materi ini sangat berbeda
dengan yang lainnya, kita diajarkan untuk bagaimana mengkondisikan sebuah
lingkungan agar tujuan kita tercapai dalam mengkondisikan. Maksudnya apa, dalam berstrategi diperlukan
banyak koordinasi dan pemaparan taktis, hingga teknis agar sebuah tujuan
tercapai, merekayasa sebuah kondisi sosial akan membuat seolah-olah tidak ada
apa-apa dan berjalan seperti biasa, namun dibalik itu terdapat sebuah rekaan
atau strategi yang sedang dimainkan dalam membuat suatu hal berjalan dengan
kehendak kita. Namun perlu diperhatikan
dalam membuat rekayasa sosial, jangan sampai peran-peran yang mengambil posisi
penting belum begitu paham dan sampai sense-nya, dan terjadi kekeliruan dimana
akhirnya dapat terbaca oleh pelaku lainnya.
Materi
berikutnya adalah materi tentang “Kontra Intelligen”. Melihat redaksi judulnya saja terlihat berat
materinya, namun ini perlu disampaikan.
Dalam materi ini, diperlukan ketepatan dalam membaca peluang dan
informasi, kesalah sedikitpun akan membuat blunder. Disini kita diajarkan bagaimana kita mampu menjadi
seorang intel, dengan mengumpulkan banyak informasi yang dibutuhkan, akses
masuk yang mudah disetiap lini bahkan hingga mampu untuk berbaur di lingkungan
yang heterogen. Intinya satu, kita harus
mampu menjadi oranglain agar tidak terlihat asing dengan yang lain. Kemudian, dalam memahami kondisi ini
diperlukan sebuah kemampuan dimana mampu mengumpulkan informasi dengan menarik
hati dan menyentuh hati target agar tujuan kita tercapai. Materi ini disampaikan oleh Moses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar