Jumat, 16 September 2016

Profil diri dan Kontribusi yang akan saya berikan untuk Indonesia


            Berbicara tentang profil diri, maka meruntut dari biodata yang dijabarkan dalam sebuah tulisan.  Saya, Prasetyo Setiawan, akrab dipanggil Prast atau Tyo, sebuah nama yang diberikan dari kedua orang tua (G. warsito dan Esti).  Lahir di sebuah kota yang dijuluki kota Petir, karena intensitas petir dikota ini yang kadang tidak lazim hingga asia tenggara, yaitu Depok.  Kota yang pernah menjadi kota administratif ini, menjadi kota kebanggaan karena terlahir dari kota ini, tepat 20 tahunan lalu saya dilahirkan.  Dua puluh satu, merupakan tanggal lahir saya dan Desember adalah bulan lahir saya, tepatnya 21 Desember 1995.  Memiliki kisah unik saat sebelum dilahirkan, ibu saya ketika berangkat kerumah sakit Bhakti Yudha, yang berada di salah satu kecamatan di Depok ini, menjadi rumah sakit bersalin saya dan orang tua pergi membawa sebuah mobil Roti.  Sejak saya dilahirkan, tempat tinggal yang sampai saat ini saya dan kelurga saya tempati berdiri.  Beralamat di Jalan Pemuda Belimbing III, no. 14, kecamatan Pancoranmas, Depok.  Itulah rumah tempat kami tinggal.
Terlahir sebagai anak terakhir dan memiliki 2 kakak yang saat ini sudah berkeluarga semua, Alhamdulillah.  Kakak pertama saya bernama Arie Setiawan, terlahir di Tulungagung (asal kota Ibu saya), 06 Februari 1985, saat ini memiliki isteri (Fenthi Annawati) dan sudah dikaruniakan 3 orang anak bernama Muhammad Ghazi Al-Fikri Setiawan (9 tahun), Ghania Syamsa Mufidah Setiawan (6 tahun) dan Utsman Cordova (2 tahun).  Kemudian, Bayu Widi Setiawan (Depok, 27 September 1988), kakak kedua saya yang saat ini (juga) sudah tidak tinggal dirumah, memiliki isteri yang bernama Dwi Puji Septorini.
Sekolah Dasar 6 tahun, disalah satu sekolah terfavorit didaerahnya, SD Negeri Pancoranmas 2 Depok yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal, membuat orang tua saya tidak terlalu khawatir anaknya akan sekolah jauh.  Belum lagi, banyak tetangga yang anaknya juga sekolah disana sebagai kakak kelas saya, membuat orang tua saya tidak enggan untuk menitipkan kepada kakak kelas saya, walau hanya sekedar bareng berangkat atau pulang sekolah.  Sekolah tersebut juga berhasil meluluskan kakak saya yang ke-2, menjadi faktor kenapa saya disekolahkan disana.  Lulus tahun ajaran 2007/08, dengan hasil yang memuaskan, membuat motivasi ini semakin tinggi untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.
SMP Negeri 4 Depok, pelabuhan sekolah saya selanjutnya.  Sekolah terbaik ke-3 pada masa itu dan juga menjadi sekolah yang pernah (lagi) meluluskan kakak saya yang ke-2 menjadi pilihan saya.  Jarak yang tidak terlalu jauh untuk ditempuh dan lokasi yang strategis tidak jauh dari transportasi umum, membuat saya nyaman sekolah 3 tahun disana.  Belum lagi, dengan kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama sekolah disana.  Mulai dari ekstrakurikuler olahraga, organisasi internal dan kegiatan-kegiatan yang menunjang akademik dan pengembangan diri saya disana.  Basket, pelampiasan karena awalnya saya ingin ikut ekstrakurikuler sepak bola atau futsal, tidak tersedia sebagai ekskul.  Berlatih dari kelas sepuluh, dan merasa nyaman, hingga berhasil mengharumkan nama sekolah di kanca kejuaraan basket tingkat kota dan luar kota Depok.  Saya pernah berhasil menjadi bagian dari tim basket dan menggondol lebih dari 3 piala selama 3 tahun mengikuti basket di SMP saya.  Kemudian, saya juga aktif di OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).  Punya cerita berbeda dengan pengurus yang lain, saya diterima sebagai pengurus OSIS terjadi di pertengahan masa jabatan ketua pada saat itu.  Padahal, untuk menjadi pengurus OSIS, harus lulus LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) dan saya tidak pernah ikut LDKS, tetapi saya dipanggil karena beberapa faktor yang kemudian tawaran tersebut saya terima sebagai pengurus OSIS.
Setelah menempuh masa studi jenjang SD dan SMP di Depok, saya berambisi untuk melanjutkan studi SMA ke luar Depok, Jakarta tujuan saya.  Tapi tetap, Jakarta yang pinggiran tujuan saya, agar bisa pulang-pergi.  Mengikuti seluruh proses administrasi hingga akhir, serta mencoba tes di salah satu SMA terbaik di Depok pada masa itu.  Semua yang saya lakukan tidak berbuah manis, saya tidak diterima sekolah di Jakarta dan SMA Negeri 2 Depok (salah satu sekolah terbaik di Depok). Namun, hal tersebut tidak membuat saya kecewa, bahkan membuat saya bangga karena memang Allah sudah menunjukan saya tidak diterima disekolah tersebut.  Tidak jadi masalah sekolah di sekolah swasta, SMA IT Nururrahman, sekolah Islam terpadu pilihan saya.  Bukan hanya pilihan saya, tetapi juga pilihan dan ridho orang tua.  Banyak cerita dan pengalaman selama 3 tahun.  Sekolah yang saya nilai berbeda dengan sekolah lainnya, bahkan setara swasta lainnya.  Guru-guru nya sangat friendly, tidak selalu menempatkan posisi sebagai guru, mereka juga berorientasi dengan murid-muridnya.  Hal tersebut yang membuat beda dan saya sangat nyaman akan keadaan tersebut.  Seluruh agenda dan kegiatan belajar mengajarnya juga menambah ilmu, serta pengalaman siswanya.  Mulai dari kegiatan Muhadhoroh, yang membuat siswa-siswanya belajar untuk public speaking, hingga kebiasaan baiknya yang memberikan waktu untuk warganya sholat dhuha dan tilawah bersama.  Itu baru dari kebiasaan dan kegiatan yang menunjang perkembangan baik siswanya.  Ekskulnya pun, membuat siswanya semakin terpacu untuk berkembang, yaitu mewajibkan beladiri Karate atau Taekwondo.  Saya menggeluti Taekwondo, hingga pernah mempersembahkan 2 Emas untuk sekolah dari kejuaraan-kejuaraan yang saya ikuti.  Dilain waktu, saya juga pernah mengikuti Pelatda (Pelatihan tingkat daerah) sebagai perwakilan sekolah.
Di bidang akademik, saya pernah mengikuti 2 OSK (Olimpiade Sains tingkat Kota) sebagai perwakilan sekolah.  Ditahun pertama, saya mengikuti olimpiade Fisika dan Geografi di tahun berikutnya sebagai perwakilan sekolah.  Kemudian, saya juga aktif di OSIS SMA IT Nururrahman.  Ditahun pertama, saya dipercaya menjadi Ketua OSIS, padahal kelas X belum masanya untuk menjabat sebagai ketua.  Kemudian, pada tahun berikutnya, saya terpilih jadi Wakil Ketua OSIS.
Berhasil lulus dengan nilai yang baik dan banyak pengalaman, serta pengembangan diri yang ditempa di SMA, membuat saya diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin UNJ 2014, padahal saya masuk melalui jalur mandiri atau melalui tes.

Pilihan sebagai mahasiswa Teknik Mesin UNJ, bukanlah pilihan pertama, karena awalnya saya mau masuk di jurusan Fisika.  Mengapa demikian? Saya punya kakak yang pernha studi di Fisika, ia cerita bahwa nantinya di Fisika ada peminatan tentang atom.  Sejak saat itu, saya tertarik di Fisika, karena ingin mengambil peminatan atom.  Saya berfikir dan mencoba merefleksikan diri, bahwa Indonesia ini kaya akan Uranium.  Uranium merupakan bahan baku untuk pembuatan Nuklir.  Nuklir yang ingin saya kembangkan adalah untuk sumber energy listrik atau PLTN (pembangkit Listrik tenaga Nuklir).  Saya ingin belajar tentang nuklir, karena Indonesia dalam waktu lama akan kehabisan batu bara sebagai sumber energy listrik terbesar saat ini.  Tetapi, pengembangan nuklir di Indonesia saat ini belum dimanfaatkan baik sebagai energy listrik dan tidak bergantung pada batu bara.  Jika berhasil, Indonesia akan menjadi negara yang tidak bergantung pada batu bara sebagai sumber listrik.  Hal tersebut, harusnya dapat di suppot oleh pemerintah dan bangsa ini.  Mereka masih takut, bahwa dampak dari nuklir jikalau benar berhasil di dirikan di Indonesia akan mengalami kebocoran dan berbahaya bagi kesehatan.  Maka dari itu, saya ingin sekali mengembangkan ilmu tentang nuklir dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal tersebut.  Itulah kontribusi yang akan saya berikan kepada Indonesia, guna Indonesia makmur dan terwujudna Indonesia yang lebih mandiri.

Baituzzakah Pertamina, Beasiswa BAZMA 2016, Scholarship Baituzzakah Pertamina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar