Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Negara
Jakarta terdiri dari Pendidikan dan pengajaran, Penelitian dan pengembangan,
serta Pengabdian masyarakat. Ketiga hal
tersebut menjadi penting dan mempresentasikan sebuah komitmen seseorang dalam
menjalankan kehidupan di lingkungan Universitas. Dalam proses pendidikan dan pengajaran,
terimplementasi dari sebuah system dimana suasana dan kondisi yang menggiring
kepada pendidikan. Kemudian, pada
penelitian dan pengembangan merupakan harapan dan cita-cita yang harus terwujud
dari setiap individu sebagai bukti bahwa penelitian dan pengembangan adalah
sebuah kebutuhan dalam peningkatan kapasitas diri atau perguruan tinggi. Selanjutnya dalam pengabdian masyarakat,
merupakan sebuah kondisi dimana individu dituntut dan dirangsang jiwa
sosialnya. Selain itu, turun ke
masyarakat adalah bentuk konret dan bukti bahwa sesame manusia memanglah harus
saling membantu dan butuh satu sama lain.
Dalam tulisan ini, akan mengulas tentang karya
jurnalistik, lanjutan rangkaian Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas
Negeri Jakarta bagian 3. Pada agenda
ini, di fokuskan untuk mengimplementasikan salah satu tri dharma perguruan
tinggi, yaitu Pengabdian Masyarakat. Pengabdian
masyarakat dipeuntukan untuk seluruh peserta yang berubah sifat menjadi panitia
Pengabdian Masyarakat. Pengabdian
masyarakat di pimpin oleh Taufiq Miftahul Huda dari Teknik Mesin 2015. Selama rangkaian Pelatihan Kepemimpinan
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta bagian 3, dilihat nilai keaktifan dan
kehadiran dalam kegiatan. Lokasi pengabdian
masyarakat dalam tahun ini dilaksanakan di Kampung Akuarium, Jakarta Utara.
Target pengabdian masyarakat tahun ini adalah
pembangunan perpustakaan sebagai bukti konkret pencerdasan kehidupan bangsa
kepada anak-anak penerus bangsa. Dalam kegiatan
setiap harinya, beberapa hari awal digunakan untuk observasi dan pembacaan
lapangan sebagai salah satu pemahaman terhadap kondisi yang ada, karena kondisi
lapangan akan didapat melalui pengamatan yang cermat dan pemetaan terhadap
kondisi lapangan tempur. Dalam melakukan
observasi, selain mengamati, kami juga berbincang dan diskusi dengan tokoh
masyarakat disana. Dari hasil diskusi
dan observasi, didapati kondisi yang membuat sedikit gamang, yaitu ada dua kubu
dalam satu kawasan yang crash secara ideology.
Hal tersebut tidak membuat kami mengurunkan niat untuk tetep lanjut.
Kegiatan selama pengabdian masyarakat adalah
pembangunan dan pengajaran untuk anak-anak disana. Pembangunan dilaksanakan pertama adalah
pengukuran ruangan dengan memberikan pasak di pojok-pojok dan menarik garis
sebagai pembatas. Kemudian, puing-puing
digunakan untuk mempermurah alas bawah, dibanding menggunakan semen yang
banyak. Karena banyak mahasiswa teknik
sipil, maka mereka lebih paham dan meleading di lapangan. Selanjutnya, diperlukan Hebel untuk tembok
ukuran tinggi sekitar 1 meter ke atas. Setelah
pemasangan Hebel, maka harus dipasang tiang konstruksi menggunakan baja ringan
agar terlihat seperti kerangka bangunan.
Itulah konsep pembangunan yang dilaksanakan selama kurang lebih 2
pekan. Namun, pada kenyataannya, konsep
tidak berjalan maksimal dan efektif. Kendala
yang sering dialami adalah kekurangan sumber daya manusia dan pendanaan.
Terlepas dari hal tersebut, kegiatan lain yang
terlaksana selama pengabdian masyarakat adalah Pengajaran. Pengajaran dilaksanakan di masjid yang
beratapkan terpal saja. Masjid digunakan
sebagai pusat kegiatan pengabdian masyarakat.
Anak-anak disana di ajarkan dan dalam kegiatan belajar digunakan metode
yang menyenangkan. Karena banyak
mahasiswa dari PGSD, maka mereka banyak mengimplementasikan kehidupan
kesehariannya.
Selain dua kegiatan yang menjadi focus, maka
beberapa mahasiswa melakukan langkah konkret untuk memenuhi semua kebutuhan
pengabdian masyarakat, yairu Dana Usaha.
Dana usaha dilakukan sebagai bukti bahwa pendanaan dalam kegiatan ini
belum berjalan baik, maka dari itu diperlukan sumber-sumber pendanaan untuk
melaksanakan dan mencapai tujuan Pengabdian Masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar