Berbicara
tentang profil diri, maka meruntut dari biodata yang dijabarkan dalam sebuah
tulisan. Saya, Prasetyo Setiawan, akrab
dipanggil Prast atau Tyo, sebuah nama yang diberikan dari kedua orang tua (G.
warsito dan Esti). Lahir di sebuah kota
yang dijuluki kota Petir, karena intensitas petir dikota ini yang kadang tidak
lazim hingga asia tenggara, yaitu Depok.
Kota yang pernah menjadi kota administratif ini, menjadi kota kebanggaan
karena terlahir dari kota ini, tepat 20 tahunan lalu saya dilahirkan. Dua puluh satu, merupakan tanggal lahir saya
dan Desember adalah bulan lahir saya, tepatnya 21 Desember 1995. Memiliki kisah unik saat sebelum dilahirkan,
ibu saya ketika berangkat kerumah sakit Bhakti Yudha, yang berada di salah satu
kecamatan di Depok ini, menjadi rumah sakit bersalin saya dan orang tua pergi
membawa sebuah mobil Roti. Sejak saya
dilahirkan, tempat tinggal yang sampai saat ini saya dan kelurga saya tempati
berdiri. Beralamat di Jalan Pemuda
Belimbing III, no. 14, kecamatan Pancoranmas, Depok. Itulah rumah tempat kami tinggal.
Terlahir sebagai
anak terakhir dan memiliki 2 kakak yang saat ini sudah berkeluarga semua,
Alhamdulillah. Kakak pertama saya
bernama Arie Setiawan, terlahir di Tulungagung (asal kota Ibu saya), 06
Februari 1985, saat ini memiliki isteri (Fenthi Annawati) dan sudah
dikaruniakan 3 orang anak bernama Muhammad Ghazi Al-Fikri Setiawan (9 tahun),
Ghania Syamsa Mufidah Setiawan (6 tahun) dan Utsman Cordova (2 tahun). Kemudian, Bayu Widi Setiawan (Depok, 27
September 1988), kakak kedua saya yang saat ini (juga) sudah tidak tinggal
dirumah, memiliki isteri yang bernama Dwi Puji Septorini.
Sekolah Dasar 6
tahun, disalah satu sekolah terfavorit didaerahnya, SD Negeri Pancoranmas 2
Depok yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal, membuat orang tua saya
tidak terlalu khawatir anaknya akan sekolah jauh. Belum lagi, banyak tetangga yang anaknya juga
sekolah disana sebagai kakak kelas saya, membuat orang tua saya tidak enggan
untuk menitipkan kepada kakak kelas saya, walau hanya sekedar bareng berangkat
atau pulang sekolah. Sekolah tersebut juga
berhasil meluluskan kakak saya yang ke-2, menjadi faktor kenapa saya
disekolahkan disana. Lulus tahun ajaran
2007/08, dengan hasil yang memuaskan, membuat motivasi ini semakin tinggi untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.
SMP Negeri 4
Depok, pelabuhan sekolah saya selanjutnya.
Sekolah terbaik ke-3 pada masa itu dan juga menjadi sekolah yang pernah
(lagi) meluluskan kakak saya yang ke-2 menjadi pilihan saya. Jarak yang tidak terlalu jauh untuk ditempuh
dan lokasi yang strategis tidak jauh dari transportasi umum, membuat saya
nyaman sekolah 3 tahun disana. Belum
lagi, dengan kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama sekolah disana. Mulai dari ekstrakurikuler olahraga,
organisasi internal dan kegiatan-kegiatan yang menunjang akademik dan
pengembangan diri saya disana. Basket,
pelampiasan karena awalnya saya ingin ikut ekstrakurikuler sepak bola atau
futsal, tidak tersedia sebagai ekskul.
Berlatih dari kelas sepuluh, dan merasa nyaman, hingga berhasil
mengharumkan nama sekolah di kanca kejuaraan basket tingkat kota dan luar kota
Depok. Saya pernah berhasil menjadi
bagian dari tim basket dan menggondol lebih dari 3 piala selama 3 tahun
mengikuti basket di SMP saya. Kemudian,
saya juga aktif di OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Punya cerita berbeda dengan pengurus yang
lain, saya diterima sebagai pengurus OSIS terjadi di pertengahan masa jabatan
ketua pada saat itu. Padahal, untuk
menjadi pengurus OSIS, harus lulus LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) dan
saya tidak pernah ikut LDKS, tetapi saya dipanggil karena beberapa faktor yang
kemudian tawaran tersebut saya terima sebagai pengurus OSIS.
Setelah menempuh
masa studi jenjang SD dan SMP di Depok, saya berambisi untuk melanjutkan studi
SMA ke luar Depok, Jakarta tujuan saya.
Tapi tetap, Jakarta yang pinggiran tujuan saya, agar bisa
pulang-pergi. Mengikuti seluruh proses
administrasi hingga akhir, serta mencoba tes di salah satu SMA terbaik di Depok
pada masa itu. Semua yang saya lakukan
tidak berbuah manis, saya tidak diterima sekolah di Jakarta dan SMA Negeri 2
Depok (salah satu sekolah terbaik di Depok). Namun, hal tersebut tidak membuat
saya kecewa, bahkan membuat saya bangga karena memang Allah sudah menunjukan
saya tidak diterima disekolah tersebut.
Tidak jadi masalah sekolah di sekolah swasta, SMA IT Nururrahman, sekolah
Islam terpadu pilihan saya. Bukan hanya
pilihan saya, tetapi juga pilihan dan ridho orang tua. Banyak cerita dan pengalaman selama 3
tahun. Sekolah yang saya nilai berbeda
dengan sekolah lainnya, bahkan setara swasta lainnya. Guru-guru nya sangat friendly, tidak selalu
menempatkan posisi sebagai guru, mereka juga berorientasi dengan
murid-muridnya. Hal tersebut yang
membuat beda dan saya sangat nyaman akan keadaan tersebut. Seluruh agenda dan kegiatan belajar
mengajarnya juga menambah ilmu, serta pengalaman siswanya. Mulai dari kegiatan Muhadhoroh, yang membuat
siswa-siswanya belajar untuk public speaking, hingga kebiasaan baiknya yang
memberikan waktu untuk warganya sholat dhuha dan tilawah bersama. Itu baru dari kebiasaan dan kegiatan yang menunjang
perkembangan baik siswanya. Ekskulnya
pun, membuat siswanya semakin terpacu untuk berkembang, yaitu mewajibkan
beladiri Karate atau Taekwondo. Saya menggeluti
Taekwondo, hingga pernah mempersembahkan 2 Emas untuk sekolah dari kejuaraan-kejuaraan
yang saya ikuti. Dilain waktu, saya juga
pernah mengikuti Pelatda (Pelatihan tingkat daerah) sebagai perwakilan sekolah.
Di bidang
akademik, saya pernah mengikuti 2 OSK (Olimpiade Sains tingkat Kota) sebagai
perwakilan sekolah. Ditahun pertama,
saya mengikuti olimpiade Fisika dan Geografi di tahun berikutnya sebagai
perwakilan sekolah. Kemudian, saya juga
aktif di OSIS SMA IT Nururrahman. Ditahun
pertama, saya dipercaya menjadi Ketua OSIS, padahal kelas X belum masanya untuk
menjabat sebagai ketua. Kemudian, pada
tahun berikutnya, saya terpilih jadi Wakil Ketua OSIS.
Berhasil lulus
dengan nilai yang baik dan banyak pengalaman, serta pengembangan diri yang
ditempa di SMA, membuat saya diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin
UNJ 2014, padahal saya masuk melalui jalur mandiri atau melalui tes.
Pilihan sebagai
mahasiswa Teknik Mesin UNJ, bukanlah pilihan pertama, karena awalnya saya mau
masuk di jurusan Fisika. Mengapa demikian?
Saya punya kakak yang pernha studi di Fisika, ia cerita bahwa nantinya di
Fisika ada peminatan tentang atom. Sejak
saat itu, saya tertarik di Fisika, karena ingin mengambil peminatan atom. Saya berfikir dan mencoba merefleksikan diri,
bahwa Indonesia ini kaya akan Uranium. Uranium
merupakan bahan baku untuk pembuatan Nuklir.
Nuklir yang ingin saya kembangkan adalah untuk sumber energy listrik
atau PLTN (pembangkit Listrik tenaga Nuklir).
Saya ingin belajar tentang nuklir, karena Indonesia dalam waktu lama
akan kehabisan batu bara sebagai sumber energy listrik terbesar saat ini. Tetapi, pengembangan nuklir di Indonesia saat
ini belum dimanfaatkan baik sebagai energy listrik dan tidak bergantung pada
batu bara. Jika berhasil, Indonesia akan
menjadi negara yang tidak bergantung pada batu bara sebagai sumber
listrik. Hal tersebut, harusnya dapat di
suppot oleh pemerintah dan bangsa ini. Mereka
masih takut, bahwa dampak dari nuklir jikalau benar berhasil di dirikan di
Indonesia akan mengalami kebocoran dan berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu, saya ingin sekali mengembangkan
ilmu tentang nuklir dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal
tersebut. Itulah kontribusi yang akan
saya berikan kepada Indonesia, guna Indonesia makmur dan terwujudna Indonesia
yang lebih mandiri.
Baituzzakah Pertamina, Beasiswa BAZMA 2016, Scholarship Baituzzakah Pertamina